Duka Anak-anak pesantren


kamilah anak-anak yang terdampar sekaligus bersekolah di sebuah lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan yang biasa di sebut "pesantren". Yep.. Kami biasa di sebut santri tapi entah apakah kami pantas menyandang gelar tersebut.

Kami datang dari berbagai daerah berbeda dengan berbagi budaya dan tingkah laku. Kami datang dengan perbedaan dan hidup sebagai satu saudara (cie elah)

Telah banyak hal yang telah kami lalui, entah itu pengalaman yang indah atau pengalaman yang bikin mual. semua kami alami:)

kamilah anak-anak yang terdampar sekaligus bersekolah di sebuah lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan yang biasa di sebut "pesantren". Yep.. Kami biasa di sebut santri tapi entah apakah kami pantas menyandang gelar tersebut.

Kami datang dari berbagai daerah berbeda dengan berbagi budaya dan tingkah laku. Kami datang dengan perbedaan dan hidup sebagai satu saudara (cie elah)

Telah banyak hal yang telah kami lalui, entah itu pengalaman yang indah atau pengalaman yang bikin mual. semua kami alami:)

Buat gue.. duka yang paling kerasa itu adalah kesendirian.

walaupun asrama gue rame, bahkan kadang-kadang lebih rame dari pada pasar, sering kali gue merasa sendirian. Kalau ada masalah, enggak semua masalah bisa di "share" sama anak-anak lain. Mungkin bersifat pribadi atau kurang nyaman jika di ceritakan dengan sesama teman asrama. Kadang gue butuh teman untuk sekedar curhat dan ngobrol.

saat-saat bete dan enggak ada kerjaan

Kadang gue merasa iri. Orang-orang lain yang sekolah di sekolah yang normal (hehe.. sekolah gue enggak normal sih! haha) dikelilingi orang-orang yang menyayangi mereka dan siap untuk membantu dan ada di sampingnya. Berbeda dengan gue, semua bergantung terhadap diri gue sendiri.

Kalau sakit, gue harus ngurusin diri gue sendiri. Enggak ada yang namanya tiduran di kamar dan teriak: "MBAK!! tolong ambilin minuman, haus nih!!" atau "Mah.. tolong ambilim selimut, dingin !". Semua itu enggak ada. Kalau gue haus dan enggak ada temen yang bisa dimintain tolong, gue harus jalan sendiri ke dispenser. Kalau gue kebangun tengah malem dan menggigil kedinginan, gue cuma bisa meringkel di bawah selimut yang ada. Kadang kalau gue terbangun di tengah malam dan gue kena asma , gue cuma bisa nyender di kasur sambil berharap asma gue bakal sembuh. Gue berharap ada nyokap gue yang nemenin gue. Gue juga sering berharap bisa telp Si-Kecil, berharap dia belum tidur. Tapi sayangnya gue enggak bisa.

Mungkin kalai lu ada masalah, lu bisa cari kegiatan yang bisa bikin hati lu gembira lagi. Tapi kalau gue lagi ada masalah enggak banyak hal yang bisa gue lakukan.

bayangkan.. mungkin lu punya temen, sahabat, atau pacar yang 24 hours available... tapi nasib gue adalah harus nunggu koprasi buka buat pake wartel... dan itupun enggak bisa 24 hours available.. kalau gue mumet, gue selalu berharap ada yang telp gue, siapapun, gue enggak peduli. Siapapun itu bakal gue ajak curhat. Tapi sering banget enggak ada orang yang telp gue seharian.

waiting and boring

Gue pernah ngerasa desperate banget sama yang namanya di asrama.Gue bosen dan pengen keluar tapi enggak bisa. Gue waktu itu lagi sakit dan udah muak harus ngurusin semuanya sendirian. But suddenly, the phone was ringing. Gue enggak tau siapa yang telp, tapi gue merasa telp itu buat gue. Pas gue angkat ternyata ada suara yang sangat gue kenal. Yup si kecil ternyata telp gue! Mungkin dia enggak pernah tau senengnya gue (karena takut di bilang lebay haha) dan leganya gue. Gue lupain topik sakit gue dan ngobrolin hal-hal yang lain. Tapi sayangnya kejadian kayak gitu enggak selalu kejadian. Sering yang nelpon bilang: "halo ada yusuf? yususf salman?" argghhh not me (again!)

begitulah.. kadang orang-orang enggak mengerti kenapa kadang gue sangat butuh perhatian orang lain. haha duh ucup lebay deh

0 komentar:

Posting Komentar

my visitors!